Puisi karya Anjar Maulitfiani
-->
WC
Original poem by Anjar Maulitfiani
Heh, yu..! wes..! Mliwes Puteh..! (1)
Opo to kange? (2)
We pen eng ndi? (3)
Aku pe ngulon (4)
Gayaem yu.. yu.. Lhang njungok disek kene lho. (5)
Mboh.. mboh.. mboh.. Sek to..! aku ape ngulon disek.! (6)
Haha.. haha.. Beri tepuk tangan yang meriah,
Ya.. Perkenalkan aku Mliwes Puteh
Aku dari desa, desa kecil, di kota kecil, di pulau kecil, dan di Negara kecil pula.
Dulu aku piawai dalam menari,
Tapi, kalau seandainya aku menari,
Penonton tak mungkin tertarik,
Namun malah bersorak di pertandingan bolau hijau antarkota,
“yo.. ayo.. ayolah persibo” (7)
Tak hanya itu, kini tubuhku besar dan aku pun tak mampu lagi melenggak-lenggokkan tubuhku
Itu semua karena pisang
Pisang?
Ya.. pisang
Pisang tipis dan renyak serta ueenaak tenan
Kata nenekku,”Jenenge ledre kwi nduk!” (8)
Di peta Indonesia wilayah pulau jawa,
Kota kecilku terletak di sebelah timur
Minyak-minyaknya banyak bertabur
Nasib penduduknya mujur
Aliran air di sungai juga tak pernah mundur
Tentu saja rakyatnya makmur
Nama kota kecil itu,
Sek.. sek… sek.. opo to jenenge, kwi lo nak.an, nak.an kwi lho (9)
ee.. Bojonegoro, Bahasa Inggrisnya WC, Wife Country
Keterangan:
(1) Bahasa khas bojonegoro yang artinya memanggil kakak perempuan dengan sebutan yune
(2) Bahasa khas bojonegoro yang menanggapi pertanyaan dari saudara laki-laki
(3) Dialek bojonegoro yang bertanya tentang mau kemana dia pergi
(4) Ngulon, berarti ke kota, karena letak desanya sebelah timur kota
(5) Sindiran pengejekan. Matoh berarti sangar atau keren. Jungok artinya duduk, disek artinya sebentar, kene artinya sini.
(6) Kata yang menyatakan kebingungan bahasa khas bojonegoro
(7) Yel yel yang digunakan penonton Persibo sewaktu pertandingan
(8) Dalam bahasa bojonegoro, Jenenge berarti namanya, nduk adalah sebuah nama panggilan untuk anak perempuan kecil
(9) Sek, artinya sebentar, Nak.an artinya sesuatu, dialek khas Bojonegoro
Komentar
Posting Komentar